This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, May 19, 2016

Sejarah Berdirinya Cinema Garuda Indonesia


                     Berawal dari mimpi anak muda Indonesia yang berharap Film Indonesia bisa Jaya di negeri sendiri. Dahulu di kota kecil Probolinggo - Jawa Timur terdapat 4 Bioskop yang saat ini hanya tersisa 1 dan itupun dipastikan akan gulung Tikar.

                     Bioskop yang ada di Probolinggo pertama adalah Garuda , Guntur, RIA dan Wijaya Kusuma.Sekarang semuanya seakan mati suri, atau mungkin mati dan takkan hidup lagi. Kita sebagai generasi muda sedih, karya anak bangsa dalam perfilman serasa kurang dihargai. Semua inginnya gratis di Youtube, tinggal menunggu waktu, kapan ada yang Upload di Websitenya ?

                      Era 1970-an menjadi salah satu titik kebangkitan industri sinematografi di Indonesia. Sebelumnya, industri movie dan cinema di Indonesia memang masih belum banyak berkembang, jika dibandingkan dengan film-film barat dan film Hollywood yang sudah populer. Di Indonesia, baru pada tahun 1970-an dimana mulai banyak film-film lokal yang bagus dan berkualitas. Ada banyak film yang dirilis sepanjang era ini. Kebanyakan merupakan film-film bergenre drama. Meski begitu juga ada film-film genre lain, seperti komedi, horor, action atau musikal. Beberapa aktor dan aktris ternama di era tersebut juga banyak membintangi film-film lokal, seperti Christine Hakim, Rano Karno, Benyamin S, Rhoma Irama, Suzanna, Roy Marteen, Warkop DKI dan lain-lain.

                        Film-film pada era 70-an memang masih menggunakan teknik-teknik sinematografi yang jadul dan klasik. Selain itu gambar di tiap-tiap scene juga terkesan jadul jika dibandingkan dengan film-film sekarang. Tentu saja mengingat era itu industri film Indonesia masih berada dalam tahap awal. Meski begitu banyak film-film bagus yang bersejarah dan menjadi pelopor untuk film-film lokal sejenis hingga sekarang. Berikut akan kami tampilkan daftar 10 judul film Indonesia yang bisa dibilang sebagai karya terbaik di era 70-an, mulai dari tahun 1970 hingga tahun 1979.


Badai Pasti Berlalu
Genre : Drama
Tahun : 1977
Sutradara : Teguh Karya
Artis/Pemain : Christine Hakim, Slamet Rahardjo

Ratapan Anak Tiri
Genre : Drama
Tahun : 1973
Sutradara : Sandy Suwardi Hassan
Artis/Pemain : Faradilla Sandy, Soekarno M. Noor

(Cintaku di) Kampus Biru
Genre : Romance, Drama
Tahun : 1976
Sutradara : Ami Prijono
Artis/Pemain : Roy Marteen, Rae Sita, Yati Octavia

Balada Dua Jagoan
Genre : Action
Tahun : 1977
Sutradara : Fritz G Schadt
Artis/Pemain : George Rudy, Lee Chin Kun, RD Mochtar

Kembang Semusim
Genre : Drama
Tahun : 1980
Sutradara : MT Risyaf
Artis/Pemain : Rachmad Hidayat, Dewi Irawan, Marissa Haque


Napsu Gila
Genre : Horor
Tahun : 1973
Sutradara : Ali Shahab
Artis/Pemain : Suzanna, Dicky Suprapto, Tan Jeng Bok

Kugapai Cintamu
Genre : Romance, Drama
Tahun : 1977
Sutradara : Wim Umboh
Artis/Pemain : Lenny Marlina, Jenny Rachman, Roy Marteen, Cok Simbara

Bernafas Dalam Lumpur
Genre : Drama
Tahun : 1970
Sutradara : Turino Djunaedy
Artis/Pemain : Suzanna, Rachmat Kartolo, Sofia WD

Ratu Amplop
Genre : Komedi
Tahun : 1974
Sutradara : Nawi Ismail
Artis/Pemain : Benyami Sueb, Ratmi B-29, Ida Royani

Suci Sang Primadona
Genre : Drama, Romance
Tahun : 1977
Sutradara : Arifin C. Noer
Artis/Pemain : Joice Erna, Rano Karno, Sukarno M. Noor
                                   Film Indonesia bisa dibilang mencapai salah satu puncaknya di dekade
80-an. Banyak film diproduksi dengan berbagai macam karakter.

  * Film pop remaja, berjubel bahkan dibikin dalam beberapa seri seperti  Lupus dan Catatan Si Boy
  * Film komedi, tidak perlu ditanyakan lagi rajanya, Warkop DKI tentu saja.
    Di samping ada juga deretan film komedi situasi macam "Kejarlah Daku Kau Kutangkap".
  * Film laga, sudah pernah dibahas kan? dengan Eva Arnaz dan Barry Prima sebagai ratu dan rajanya.
  * Film horror, misteri, dengan Suzanna sebagai ratunya
  * Film2 musikal Rhoma Irama juga mencapai masa kejayaannya.
    Penontonnya selalu membludak, apalagi kalo diputer pas liburan lebaran
      * Film drama percintaan, banyak novel Mira W yang difilmkan di dekadeini.
  * Hingga film yang membutuhkan pemadam kebakaran alias film panas.
Film2 itu bukan sebatas diproduksi dan ditayangkan di bioskop, tapi juga ditonton banyak orang. Dulu iklan2 bioskop di koran, yang dipajang berderet kecil2 di halaman belakang, selalu dengan bangga mencantumkan tulisan "Minggu ke-10!!" pada film2 laris yang masih bertahan tetap diputar.
Kebayang? ada film yang masih diputar hingga minggu ke-10!! Hari gini apa ada ya? Tapi itu benar2 terjadi di 80-an. Mestinya bukan karena stok film cuma sedikit, tapi memang karena masih ada yang mau nonton.

**Bukan cuma film yang disesuaikan sama selera pasar saja yang banyak muncul, tapi juga banyak diproduksi film2 berkualitas festival. Film2 itu dilahirkan dari tangan dingin para sineas kawakan yang sedang berada di masa kejayaannya. Lihat aja, ada Teguh Karya, Syumandjaja, Arifin C Noer, Slamet Rahardjo, hingga Christine Hakim semua masih aktif berkarya dengan penuh komitmen.

                                 Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri.

                                Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh bakat Indonesia. Film ini sebenarnya adalah film musikal yang diperuntukkan kepada anak-anak. Riri Riza dan Mira Lesmana yang berada di belakang layar berhasil membuat film ini menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Antrian panjang di bioskop selama sebulan lebih menandakan kesuksesan film secara komersil. Setelah itu muncul film film lain yang lain dengan segmen yang berbeda-beda yang juga sukses secara komersil, misalnya film Jelangkung yang merupakan tonggak tren film horor remaja yang juga bertengger di bioskop di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Selain itu masih ada film Ada Apa dengan Cinta? yang mengorbitkan sosok Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra ke kancah perfilman yang merupakan film romance remaja. Sejak saat itu berbagai film dengan tema serupa yang dengan film Petualangan Sherina (film oleh Joshua, Tina Toon), yang mirip dengan Jelangkung (Di Sini Ada Setan, Tusuk Jelangkung), dan juga romance remaja seperti Biarkan Bintang Menari, Eiffel I'm in Love. Ada juga beberapa film dengan tema yang agak berbeda seperti Arisan! oleh Nia Dinata.

                                    Selain film-film komersil itu juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.

                                     Semoga Cinema di Indonesia akan terus berjaya, seperti Bollywood-nya India, Film Hongkong, Jepang dll. Yang mana hal tersebut bisa diwujudkan oleh kita generasi Bangsa Indonesia. Amin..... Admin CGI , 17 Mei 2016....

Silahkan kunjungi webnya http://www.cinemagarudaindonesia.com/